Friday, November 20, 2015

PETRUKRASI

Petruk...siapa petruk...

Lahir dengan nama Bambang Penyukilan, seorang ksatria sakti yang hidup pada zaman kejayaan negeri Maespati, ratusan warsa sebelum kejayaan Prabu Rama dari negeri Ayodya.
Tidak begitu jelas asal usul Bambang Penyukilan. Ada yang mengatakan dia adalah keturunan bangsa Raksasa yang hidup dilaut, anak seorang pertapa s bertemu dengan Bambang Sukodadi,karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, berhantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini kemudian dipisahkan oleh Semar dan Bagong. Mereka diberi fatwa dan nasihat sehingga akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.
Dia menanggalkan semua kekayaannya. Ketika orang lain bangga dengan kekayaan atas semua apa yang dipunya, Petruk justru merasa kaya ketika tidak punya apa-apa. Semuanya diberikan kepada orang lain, kantongnya menjadi kosong, karena itulah dia dijuluki Petruk Kantong Bolong, sudah merasa kaya dengan kantong tanpa isi. Pengabdiannya bukanlah pengabdian buta, karena pengabdian yang sesungguhnya dia curahkan kepada kehidupan dan Sang Pencipta. Masih mungkin orang yang salah bertobat dan kembali kejalan yang benar....

Petruk Dadi Ratu....Wel geduwel Beh...

Dalam kisah Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga, Dewi Mustakaweni, putri dari negara Imantaka, berhasil mencuri pusaka Jamus Kalimasada dengan jalan menyamar sebagai kerabat Gatotkaca, sehingga dengan mudah ia dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada kemudian menjadi bahan perebutan antara kedua negara itu. Di dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut, Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki singgasana kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Petruk tak segan-segan menegur tuan-tuannya bila dari matanya, para raja itu dianggap melakukan kesalahan. Tidak ada pemimpin yang sempurna. Setiap kepemimpinan pasti ada cacatnya. Karena essensi dari kepemimpinan adalah pengasuhan dan pengayoman kepada rakyat. Maka jika saat ksatria tidak dapat dapat lagi diharapkan, tidak dapat lagi menjadi tumpuan harapan rakyat; punokawan pun akhirnya harus tampil sendiri. Itu hanya terjadi karena perkembangan situasi memang telah menjadi darurat. Negara dalam keadaan darurat, dan karena para ksatria tidak mampu lagi menjalankan amanat dan melindungi rakyatnya, pemimpin sudah korup...maka punokawan harus tampil sebagai wakil suara rakyat yang mendapat berkah Tuhan....UUD...Ujung-ujungnya Demokrasi....Sudah saatnya Petrukrasi hadir dalam kondisi percaturan kepemimpinan kesatria kita yang carut marut...Hadirnya "Mas Mbak Petruk"...semoga menjadi cermin Petrukrasi...Selamat berjuang Mas..Tanpa memandang Apapun pandangan politik...Dukung Petrukrasi...


Wednesday, November 18, 2015

Kewarganegaraan

Kewarganegaraan memberi pemahaman kedudukan manusia terhadap negara. Hak dan kewajiban kepada Negara.